Sunday, December 28, 2014

obviously random thought

Selamat malam,


Boleh kan ya sekali-kali posting yang agak serius? Pendeknya, beberapa menit yang lalu saya googling tentang agnostik. Ujung-ujungnya bermuara pada sebuah situs di mana para adminnya merupakan penganut atheisme. Banyak argumen terbantahkan tentang ajaran theis, berkat tingginya logika para atheist ini. Sejujurnya, saya kagum dengan mereka -yang atheis- karena ya...mungkin IQ saya yang nggak tinggi-tinggi amat ini jauh di bawah mereka. Mana mungkin saya mengerti teori quantum, wong teori mekanika teknik aja (yang tiap semester ada) nggak khatam. hahaha *ketawa pait*

Balik lagi,
Saya bukan seorang yang religius, tapi saya sangat percaya pada adanya Tuhan, terlepas dari berapa banyak agama yang ada di dunia ini dan mengesampingkan pernyataan 'mana agama yang benar atau salah'. Saya cuma bisa berkata 'Hanya Tuhan yang tahu'.

Setelah membaca, anehnya, justru saya semakin bertanya-tanya mengapa seseorang bisa alpha terhadap keyakinan pada Tuhan. Apakah karena mereka memang sangat jenius? Karena mereka memang punya segudang fakta logis tentang teori-teori yang nggak mudah dimengerti awam? Atau mereka hanya pandai menyangkal dan berhipokrit? Saya juga tidak tahu... Kan, saya sudah bilang di awal kalau IQ saya moderat.

Beberapa pertanyaan saya yang sekelebat terlintas adalah
"Mereka (penganut atheis) sangatlah logis, bagaimana mereka menjelaskan konsep abstrak seperti bahagia, cinta, dsb?",
"Apakah mereka berpikir bahwa pasangan hidup adalah sebuah alat pemuas hasrat seks?" (aduh, bukan pemuas juga, kan puas juga abstrak... -_-"),
"Jika dingin adalah keadaan tidak adanya panas, dan gelap adalah keadaan tidak adanya cahaya, apakah pernyataan ini paralel dengan pernyataan atheis adalah keadaan tidak adanya iman?",
"Jika memang atheis tidak percaya Tuhan karena Tuhan tidak bisa dilihat dan diraba keadaannya, bagaimana mereka bisa percaya dengan atom?" (Karena saya sendiri belum pernah membuktikan atom secara riil, apakah bentuknya sama seperti yang di buku-buku IPA)
"Jika benar sains membuktikan segalanya berasal dari alam/manusia atau apalah itu, lalu mengapa ilmuwan sekelas Albert Einstein punya quote yang menjurus ke relijiusitas seperti 'God does not play dices' dan 'Science without religion is lame, religion without science is blind'?"

Mungkin saja, para atheis juga akan membalik pertanyaan saya menjadi ,"Kalau kamu belum pernah melihat atom, mengapa kamu juga bisa percaya pada Tuhan, yang jelas-jelas juga belum kamu lihat?". Ada benarnya juga sih. Hahaha kalau saya disodori kalimat killer macem begitu, mungkin saya juga tidak bisa menjawab. Tapi di dalam hati saya, saya yakin ada Zat Yang Maha Segalanya. Yang tidak bisa dijelaskan secara logika. Karena manusia tidak hanya dibekali logika, namun juga perasaan. Mungkin jika saya berada di dalam keadaan yang sangat genting dan ketika logika saya ini sudah tidak mampu berjalan lagi, contohnya kalau saja 10 tahun yang lalu saya ada di Aceh dan merasakan tsunami secara langsung, saya pasti akan berteriak minta tolong. Tapi minta tolong pada siapa? Semua orang sibuk pada urusannya masing-masing, berusaha menyelamatkan nyawanya sendiri. Pasti. Pasti saya akan berteriak (entah dalam hati atau lewat mulut) minta tolong pada Tuhan. Sekedar "Astaghfirullah" minimal. Namun, seandainya orang atheis mengalami langsung tsunami, apakah mereka masih bisa berpikir? Seandainya mereka minta tolong, pada siapakah mereka akan minta tolong?



Pada akhirnya, tulisan saya ini bukan untuk kegiatan theisisasi (alaaaaaaaah apa coba), islamisasi, atau kristenisasi. Bukan juga untuk berdebat dengan para atheis (Karena kalau diajak debat, pasti saya kalah telak. Serius. hahahahaha *lagi-lagi ketawa pait*). Sungguh, pada dasarnya saya menghomati para atheis. Cuma ada pikiran yang 'ngganjel' di dalam diri jadi bikin penasaran.

Peace.






No comments:

Post a Comment